Sebuah Makna Baru Bagi Kegagalan Dan Kemunduran,Kesuksesan Tak Mengajarkan Banyak Hal Sedangkan Kemunduran ada untuk mengajarkan
emakpintar.org |
Kita tidak belajar dari kesuksesan yang kita raih, namun
kita selalu belajar dari kegagalan-kegagalan yang kita alami. Pembelajaran kita
akan terhenti, hanya jika kita telah sukses dalam kehidupan. Perhatikanlah
seorang anak kecil yang berusaha untuk berjalan. Setiap kali dia jatuh,maka dia
mempelajari sesuatu dan dia mencobanya kembali. Suatu hari dia mulai berjalan
dan anda lihat ekspresi dari prestasi dan kemenangan yang terpancar pada raut
wajahnya.
Saya tidak memahami mengapa orang mencari kesuksesan dalam semalam. Tunjukkanlah kepada saya satu kisah orang yang sukses tanpa menemui berbagai kesulitan dan kemunduran. Saya mengenal seorang anak muda yang tampan mengikuti ujian intermediate dan gagal dua kali. Dia meminta ayahnya untuk membuka sebuah toko penyewaan kaset video karena dia berfikir bahwa dia tidak akan lulus ujian. Mengapa dia begitu cepat kehilangan semangat?
Saya tidak memahami mengapa orang mencari kesuksesan dalam semalam. Tunjukkanlah kepada saya satu kisah orang yang sukses tanpa menemui berbagai kesulitan dan kemunduran. Saya mengenal seorang anak muda yang tampan mengikuti ujian intermediate dan gagal dua kali. Dia meminta ayahnya untuk membuka sebuah toko penyewaan kaset video karena dia berfikir bahwa dia tidak akan lulus ujian. Mengapa dia begitu cepat kehilangan semangat?
Seorang laki-laki muda berusia 23 tahun yang memiliki gelar
MBA, menelefon untuk berkonsultasi dengan saya. Saya biasanya tidak memberikan
waktu berkonsultasi kepada individu-individu namun anak muda tersebut terdengar
begitu menyedihkan dan adalah seorang mantan peserta salah satu seminar umum
yang pernah saya selenggarakan sehingga saya memutuskan untuk menelefonnya. Dia
datang dan mengatakan kepada saya bahwa
selama dua tahun terakhir telah mengirim data pribadinya (curriculum vitae) dan
berkas-berkas lamaran pekerjaan kepada sekitar 200 perusahaan.diantara ke
dua ratus perusahaan tersebut, sekitar 50 perusahaan memanggilnya untuk
interview, namun dia selalu di tolak. Dia telah sangat yakin bahwa dia tidak
akan pernah mendapatkan suatu pekerjaan pun, dan bermaksud mulai ikut bekerja
dengan bisnis kecil yang di kelola oleh pamannya yang dia sendiri tidak pernah
menyukainya. Namun karena dia berpikir bahwa dia tidak cukup pantas, maka dia
memutuskan untuk mengambil pilihan tersebut. Setelah pembicaraan yang pertama,
saya melihanya sebagai anak muda yang baik dan berperilaku menyenangkan.
Satu-satunya masalah yang dia miliki adalah bahwa setiap kali bertemu saya,dia
mempunyai sikap penghormatan yang rendah
terhadap dirinya, dan itu tercermin dari caranya berbicara, duduk, berpakaian
dan seterusnya. Saya bertanya kepadanya, apakah dia tidak pernah meminta
pendapat mereka yang memenggilnya untuk interview untuk mengatakan apa yang
merupakan kekurangannya? Dengan segera dia menjawab “tidak”. Saya ungkapakan
kepadanya bahwa dia telah kehilangan 50 kali kesempatan untuk belajar. Dia ulai
memperhatikan wajah saya sepertinya dia tidak memahami apa yang saya ucapkan,
namun dia tidak menanyakannya kepada saya apa sebenarnya yang saya maksudkan.
Saya pikir inilah masalah pokoknya.
Meskipun demikian, saya bertanya kepadanya, apakah dia masih
tertarik mencari sebuah pekerjaan yang bagus. Dia menanggapinya secara positif.
Setelah memberikannya motivasi, saya memberikannya beberapa arahan dan
mengatakan kepadanya bahwa mulai besok dan seterusnya dia hendak mengunjungi
minimal lima perusahaan setiap harinya. Dia memperkenalkan dirinya, berbicara
dengan manajer perusahaan, membawa biodatanya atau jika mereka tertarik, dia
segera melakukan interview pertama kemudian melakukan tindak lanjutan dengan
mereka berdasarkan waktu yang disediakan.jika lamarannya ditolak dia akan
menelefon manajernya atau pergi ke sana secara pribadi untuk mencari tau
mengapa ia di tolak dan apa kekurangannya. Tidak hanya itu dia juga mengajukan
lamaran sebagai respon kepada semua iklan lowongan pada bidang yang dia minati.
Saya mamintanya untuk menelefon saya setiap minggu guna mendapatkan informasi
terkini. Informasi tersebut termasuk berapa banyak perusahaan yang telah ia
kunjungi,berapa banyak interview yang telah ia ikuti dan apa yang terjadi
selama proses interview dan sesudahnya.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah,melainkan orang-orang kafir (yusuf[12]:87)
Setiap minggu,dia mengunjungi sekitar 20-25 perusahaan dan
melakukan sekitar 5-7 interview. Secara teliti dia menindak lanjuti lamaran
kerjanya,dan setiap saat,dia diberitahukan bahwa dia tidak cukup pantas, namun
dia menelefon atau mengunjungi manajer yang menanganinya. Dia akan
memperkenalkan diri dan mengatakan kepada mereka “tuan, saya disini tidak
bermaksud menentang keputusan anda, namun anda lihat saya adalah seorang anak
muda dan baru dalam bidang ini. Saya harus
banyak belajar dari pegalaman orang-orang seperti anda, sudikah kiranya anda
mengatakan kepada saya mengapa saya tidak terpilih atau mungkin apa kekurangan
yang saya miliki dan tolong identifikasi satu atau dua hal bagi peningkatan
saya.” Dia akan menyimak jawabannya, mempelajari sesuatu darinya, dan berpindah
lagi. Dalam seminggu, dia melaporkan bahwa dia mulai menikmati kegiatan
tersebut. Dia menjadi percaya diri, keterampilan presentasi dan komunikasinya
meningkat. Dia mengubah biodatanya hingga tiga kali dalam minggu pertama. Hal
ini berlangsung terus. Pada minggu ketiga dari latihan ini, dia telah ditawari
pekerjaan dengan gaji kotor 8.000 rupee per bulannya. Padahal sebelumnya dia
telah berputus asa mendapatkan pekerjaan bahkan dengan gaji 6.000 rupee per
bulan namun pada hari itu dia menolak tawaran pekerjaan tersebut, karena dia
percaya diri bahwa dia akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Pada setiap minggu berikutnya, dia menerima sebuah peluang
pekerjaan yang lebih baik karena dia percaya yang meningkat tajam. Akhirnya
pada bulan ketiga dari latihan ini, dia ditawari sebuah pekerjaan dengan gaji
senilai 15.000 rupee per bulannya. Hingga waktu itu dia telah mengikuti lebih
dari seratus interview. Dia bertanya kepada manajernya mengapa dia diterima.
Dia diberitahukan kepadanya,
“semua hubungan telefon yang anda lakukan dan cara anda menindaklanjutinya telah meyakinkan kami bahwa anda adalah seorang yang kami butuhkan. Jika seseorang dapat bekerja dengan begitu giatnya untuk mendapat sebuah pekerjaan, maka dia pasti akan bekerja dua kali lebih giat untuk mempertahankannya.
“semua hubungan telefon yang anda lakukan dan cara anda menindaklanjutinya telah meyakinkan kami bahwa anda adalah seorang yang kami butuhkan. Jika seseorang dapat bekerja dengan begitu giatnya untuk mendapat sebuah pekerjaan, maka dia pasti akan bekerja dua kali lebih giat untuk mempertahankannya.
Sesungguhnya hanya orang-oang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala bagi mereka tanpa batas. (Az-Zumar [39]:10)
Dia telah memutuskan bahwa dari pada terus bertahan pada
pekerjaan kecil ini, maka dia lebih memilih berusaha maju. Dia menolak
pekerjaan kembali dan memulai sebuah pusat pelatihan kecil. Mempersiapkan para
siswa untuk melakukan interview. Dia pikir bahwa dikarenakan dia telahbelajar
begitu banyak dari semua interview sehingga dia adalah orang terbaik untuk
mengajarkannya. Dia mulai mendapatkan uang sekitar 3.000 rupee per bulannya
dari pusat pelatihannya. Dalam setahun, ada sebuah kesempatan di timur tengah
pada departemen sumber daya manusia dari sebuah perusahaan multinasional; dia
mendapatkan pendapatan per bulan yang nilainya sama dengan 100.000-rupee
Pakistan. Dia menerima tawaran kerja tersebut dan meninggalkan Pakistan. Dari
tempat pekerjaan barunya, dia mengirimkan sebuah pesan surat elektronik yang
berbunyi,”….faiez, saya sangat berterima kasih atas pemberitahuan anda akan
sebuah makna baru dari kata ‘kegagalan’……”
cerita dalam postingan ini saya ambil dari buku milik Faiez H Seyal
Comments
Post a Comment