Berjiwa Besar Atau Berjiwa Kerdil, Apa Indikatornya? “Orang Besar Belum Tentu Berjiwa Besar. So, Jadilah Orang Berjiwa Besar Walaupun Kita Hanyalah Orang Kecil”



Umar Bin AbdulAziz

motivatorbilli.wordpress.com
Di dalam kehidupan seseorang adakalanya manusia memikirkan kehidupannya sendiri, merekalah yang berorientasi pada cita-cita di kehidupan pribadinya. Adapula manusia yang memikirkan kepentingan rakyat umum, merekalah pencetak sejarah, pahlawan berjiwa besar. Dalam hal ini mari kita ingat kembali kutipan dari khalifah Umar Bin Abdul Aziz.

“Wahai istriku, aku telah diuji oleh Allah dengan jabatan ini dan aku sedang teringat kepada orang-orang miskin, para janda, yang anaknya ramai, rezekinya sedikit. Aku teringat orang-orang dalam tawanan, para fuqara’ kaum muslimin. Aku tahu mereka semua ini akan mendakwaku di akhirat kelak dan aku bimbang aku tidak dapat jawab hujjah-hujjah mereka sebagai khalifah” (Khalifah Umar bin Abdul Aziz). (serambinews.com, http://aceh.tribunnews.com/2018/03/16/berjiwa-besar)

Dari pola hidup seseorang dapat dinilai apakah seseorang itu berjiwa besar atau kerdil. Dalam sejarah peradaban dunia, orang-orang besar selalu mencurahkan pikirannya kepada hal-hal yang besar, yaitu memikirkan umat atau rakyat banyak.
Quotes Umar

mulpix.com
Dalam kurun waktu ini, begitu banyak orang besar berjiwa kerdil. Para pejabat dengan kemewahan hidupnya, padahal di belakangnya ada rakyat kecil yang miskin hidupnya. Kalau kita kaji lebih, Khalifah Dinasti Umayyah, yakni Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintah hanya dalam kurun waktu tiga tahun. Namun bagaimana pencapaiannya? Apakah mereka yang memerintah dalam periode yang lebih lama mampu mencapai prestasi yang diukir oleh sang khalifah? Mari kita renungkan!
Apakah kita ingin menjadi seseorang yang mencetak mimpi kehidupan pribadi sendiri, ataukah kita punya visi mencetak sejarah bagi banyak orang dengan menjadi seseorang yang berjiwa besar. Memikirkan rakyat banyak dan menjadi pahlawan bagi sesama?

Comments